Senin, 23 Juni 2008

Info Gizi 2

KURANG GIZI
Secara umum, kurang gizi adalah salah satu istilah dari penyakit malnutrisi energi-protein (MEP), yaitu penyakit yang diakibatkan kekurangan energi dan protein. Bergantung pada derajat kekurangan energi-protein yang terjadi, maka manifestasi penyakitnya pun berbeda-beda. MEP ringan sering diistilahkan dengan kurang gizi. Sedangkan marasmus, kwashiorkor (sering juga diistilahkan dengan busung lapar atau HO), dan marasmik-kwashiorkor digolongkan sebagai MEP berat. Menurut ahli gizi Ir. Tatang S. MSc, seorang anak yang pada usia balita kekurangan gizi akan mempunyai Intellegent Quotient (IQ) lebih rendah 13-15 poin dari anak lain pada saat memasuki sekolah.
Penyakit ini paling banyak menyerang anak balita, terutama di negara-negara berkembang. Gejala kurang gizi ringan relatif tidak jelas, hanya terlihat bahwa berat badan anak tersebut lebih rendah dibanding anak seusianya. Rata-rata berat badannya hanya sekitar 60-80% dari berat ideal. Kasus kekurangan gizi tercatat sebanyak 50% anak-anak di Asia, 30% anak-anak Afrika, dan 20% anak-anak di Amerika Latin.
Di Indonesia terdapat sekitar 30 juta anak diduga terdapat 300.000 – 500.000 anak yang kurang gizi bukan karena masalah ekonomi. Bila di Jakarta terdapat 1 juta anak maka sekitar 10.000 – 50.000 anak mengalami kurang gizi bukan karena masalah ekonomi. Secara umum masalah malnutrisi energi-protein (MEP) kurang gizi disebabkan beberapa faktor. Yang paling dominan adalah tanggung jawab negara terhadap rakyatnya karena bagaimanapun MEP tidak akan terjadi bila kesejahteraan rakyat terpenuhi. Berikut beberapa faktor penyebabnya:
* Faktor sosial; yang dimaksud di sini adalah rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan bergizi bagi pertumbuhan anak. Sehingga banyak balita yang diberi makan "sekadarnya" atau asal kenyang padahal miskin gizi.
* Kemiskinan; sering dituding sebagai biang keladi munculnya penyakit ini di negara-negara berkembang. Rendahnya pendapatan masyarakat menyebabkan kebutuhan paling mendasar, yaitu pangan pun seringkali tak bisa terpenuhi.
* Laju pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan bertambahnya ketersediaan bahan pangan akan menyebabkan krisis pangan. Ini pun menjadi penyebab munculnya penyakit MEP.

Info Islam

Keutamaan Membaca Al-Qur’anDan demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (al-Qur’an) dengan perintah kami
“Dan demikianlah kami wahyukan kepadamu wahyu (al-Qur’an) dengan perintah kami, Sebelumnya kamu tidak mengetahui apakah al-Kitab (Al-Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan al-Qur’an itu cahaya, yang kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya Kami benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” ( TQS. As-Syu’ara ( 42 ) : 52 ) Sebagaimana telah dipaparkan secara singkat dalam artikel membaca bukan hobby tapi perintah ilahi, maka membaca haruslah dijadikan aktivitas rutin dalam kehidupan setiap muslim. Baik dengan bersandarkan kepada dalil naqli yaitu surat al-alaq ayat 1-4, maupun qarinah yang ditunjukkan oleh al’qur’an kepada seorang muslim dan kaum muslimin untuk menjadi khairru ummah.
Syarat dari khairru ummah sebagaimana disinggung sebelumnya adalah dengan senantiasa melakukan amar ma’ruf dan nahyil munkar serta beriman kepada Allah. Dan pemikiran yang melahirkan tindakan khairru ummah itu tidak lain adalah dengan menyandarkan pemikiran tersebut kepada yang mampu menjadikan manusia tersebut berkepribadian seperti khairu ummah tersebut, yaitu bersandar kepada petunjuk Allah swt. Dan Al-Qur’an merupakan petunjuk tersebut.

Sebagaimana firmannya dalam surat Al Baqarah ayat 1 - 2 : “ Alif laam miim. Inilah kitab (Al-Qur’an) yang tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang beriman”. Juga sabda Rasulullah : Aku tinggalkan dua perkara kepadamu, kamu tidak akan tersesat selamanya didunia selama kamu berpegang teguh dengan keduanya, yaitu Kitabullah (al-Qur’an) dan Sunnah Nabinya (As-Sunnah).” Untuk mengetahui petunjuk tersebut adalah dengan membaca. Dengan membaca manusia akan mampu berfikir. Dan sebaik-baik pemikiran adalah yang bersandarkan Al-Qur’anul karim. Mengingat realitas seperti itu, sangat dimaklumi sekiranya Allah swt memberikan keutamaan-keutamaan bagi para pembaca Al-Qur’an ini.

Berikut keutamaan-keurtamaan orang yang membaca Al-Qur;’an. Allah memperbolehkan seseorang mempunyai hasad apabila melihat atau menemukan seseorang yang rajin membaca al-qur’an di waktu siang dan malamnya. “Tidak ada hasad kecuali pada dua hal, yaitu seorang laki-laki yang diberikan karunia Al-Qu’ran oleh Allah dan dia membacanya di malam dan siang hari.”
( Hr.Bukhari Muslim ) Allah Swt memberikan pahala yang besar bagi orang yang membaca kitab-Nya. Sebagaimana Sabda Rasulullah saw : “ Barangsiapa yang membaca satu huruf dalam Al-Qur’an, maka dia akan memperoleh satu kebaikan. Dan satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan”.
( Hr. Turmudzi ).
Seorang yang disibukkan dengan membaca Al-Qur’an hingga lupa untuk meminta kebutuhannya pada Allah, maka akan Allah penuhi kebutuhannya dengan Sesuatu yang terbaik yang Allah berikan kepada orang yang meminta “Allah swt telah berkata: ”Barangsiapa yang disibukkan dengan al’Qur’an dan berdzikir kepada-Ku,hingga tidak sempat meminta kepada-Ku, maka aku akan memberikan apa yang terbaik yang Aku berikan kepada orang-orang yang meminta. Dan keutamaan firman Allah atas perkataan makhluk-Nya adalah seperti kautamaan Allah atas semua makhluknya.”
( Hr. Turmudzi )

Allah juga akan memberikan syafaat kepada pembaca Al Qur’an. “ Bacalah al-Qur’an. Sesungguhnya Al-Qur’an itu akan datang memberikan syafa’at kepada pembacanya pada hari Kiamat”. ( Hr.Muslim ). Rumah yang dimakmurkan dengan dibacakan al-Qur’an di tempat tersebut pun akan diberi keutamaan yang indah, “ terangilah rumah-rumah kalian dengan sholat dan membaca Al’Qur’an”.Rumah yang didalamnya di baca Al-Qur’an akan terlihat oleh penduduk langit seperti terlihatnya bintang-bintang oleh penduduk bumi”. ( Hr.Baihaqi )

Keutamaan lainnya dari membaca al-Qur’an ini adalah, aktivitas ini merupakan aktivitas yang terbaik dari aktivitas ibadah lainnya. Sebagaimana Hadits dari Nu’man bin Basyir : “ Sebaik-baik ibadah umatku adalah membaca Al’Qur’an” ( Hr.Baihaqi ).

Imam Baihaqi juga meriwayatkan dari Samurah bin Jundub :” Setiap pengajar senang jika ajarannya diamalkan. Dan ajaran Allah adalah al-Qur’an.Maka janganlah kalian berseteru dengannya”. Juga sebuah hadits dari Ubaidah al-makki secara marfu dan mauquf: “wahai para pengemban al-Qur’an, janganlah kalian menjadikan Al-Qur’an sebagai bantal. Bacalah Al-Qur’an itu dengan sebenarnya siang dan malam hari dan sebarkanlah serta renungilah apa yang ada didalamnya.Semoaga kalian bahagia”. ( Hr.Baihaqi ). Demikianlah beberapa keutamaan dari membaca Al-Qur’an yang Allah karuniakan bagi hamba-hambanya yang membaca Al-Qur’an. Semoga semakin menambah motivasi kita dalam membaca Al-Qur’an.***( Ibnu Khaldun Aljabari, Maret’08) Referensi : Samudera Ulumil Qur’an (Terjemah Kitab Al-itqan Fii Ulumil Qur’an) Karya Imam Jalaludin As Suyuthi. PT.Bina ilmu.
Keutamaan Membaca Al-Quran
Ibadat yang paling utama dari segi bacaan, berbanding sembahyang sebesar-besar ibadat dari segi gerak laku atau perbuatan.
Pahala membaca A-Quran : 1 huruf 10 kebajikan, dan menurut Ibnu Majah diganda sampai 400 dan menurut Ibnu Al Jauzi diganda sampai 700 kali.
Balasan satu huruf yang dibaca ialah bidadari di syurga.
Juga dikatakan balasan sebatang pokok di syurga.
Pahala membaca satu huruf dari Al-Quran - Dalam sembahyang - 100 kebajikan. Di luar sembahyang berwudhu’ - 50 kebajikan, Tanpa wudhu’ - 10 kebajikan
Pembaca Al-Quran adalah hartawan. Pahala membacanya tidak akan putus, mengikut Ibnu Abbas.
Keselamatan daripada api neraka.
Mendapat kedudukan yang tinggi dan mulia bersama para Malaikat.
Di hari kiamat, Al-Quran menjadi pembela.
Pembaca akan memperolehi keamanan.
Membaca sebelum tidur akan mendapat kawalan malaikat.
Pembaca dimasukan ke dalam golongan Siddiqin’ Syuhada’ dan Solihin.
Membaca Al-Quran secara berkumpulan akan diampunkan dosa mereka.
Pembaca akan mendapat kemuliaan di syurga.
Mendapat cahaya di bumi dan menjadi sebutan oleh malaikat di langit.
Jika dibaca dirumah, akan memberi cahaya kepada rumah itu. Membaca secara tadarus (bergilir-gilir) mendapat ketenangan, rahmat dan dikelilingi oleh malaikat. Pembaca yang mahir dan baik diutamakan menjadi Imam sembahyang. Seutama - utama manusia ialah yang mempelajari dan mengajar Al-Quran. Mempelajari satu ayat Al-Quran lebih baik dari sembahyang sunat. Mempelajari dan membaca Al-Quran mendapat keberkatan dan keharmonian. Mendapat perlindungan di padang Mahsyar. Pembaca akan dilindungi dari godaan syaitan. Masa-masa yang diutamakan membaca Al-Quran, Di waktu tengah malam sehingga fajar, adalah paling utama, Di antara Maghrib dan Isya, Sesudah sembahyang Subuh. Bacaan Al-Quran pada masa tertentu mengikut. Tiap-tiap pagi dan petang. Al-Ikhlas - menyamai satu pertiga Al-Quran ; dibaca 10 kali akan dibina sebuah istana di syurga;. Al-Falaq - dibaca 3 kali untuk perlindungan dari bencana dan segala perkara yang tidak diingini;. An-Naas - sama seperti A-Falaq;. Ayatul Kursi (Al-Baqarah - 255) - pahalanya menyamai satu perempat Al-Quran, dibaca setiap lepas sembahyang akan dimasukkan ke syurga, setiap huruf 1000 keberkatan dan mendapat 1000 rahmat;. Al-Mukmin ayat 1-3 (Juz 24 Surah 40) - untuk keselamatan;. Al-Hasyr ayat 21-24 (Juz 28 surah 59) - apabila dibaca selepas Subuh
Membaca secara tadarus (bergilir-gilir) mendapat ketenangan, rahmat dan dikelilingi oleh malaikat.
Pembaca yang mahir dan baik diutamakan menjadi Imam sembahyang.
Seutama-utama manusia ialah yang mempelajari dan mengajar Al-Quran.
Mempelajari satu ayat Al-Quran lebih baik dari sembahyang sunat 1000 raka’at.
Mempelajari dan membaca Al-Quran mendapat keberkatan dan keharmonian hidup.
Mendapat perlindungan di padang Mahsyar.
Pembaca akan dilindungi dari godaan syaitan.


Masa-masa yang diutamakan membaca Al-Quran
1. Di waktu tengah malam sehingga fajar, adalah paling utama.
2. Di antara Maghrib dan Isya’.
3. Sesudah sembahyang Subuh.
Bacaan Al-Quran pada masa tertentu mengikut sunnah
A. Tiap-tiap pagi dan petang
Al-Ikhlas - menyamai satu pertiga Al-Quran; dibaca 10 kali akandibina sebuah istana di syurga;
Al-Falaq - dibaca 3 kali untuk perlindungan dari bencana dan segala perkara yang tidak diingini;
An-Naas - sama seperti A-Falaq;
Ayatul Kursi (Al-Baqarah - 255) - pahalanya menyamai satu perempat Al-Quran, dibaca setiap lepas sembahyang akan dimasukkan ke syurga, setiap huruf 1000 keberkatan dan mendapat 1000 rahmat;
Al-Mukmin ayat 1-3 (Juz 24 Surah 40) - untuk keselamatan;
Al-Hasyr ayat 21-24 (Juz 28 surah 59) - apabila dibaca selepas Subuh dan Asar akan mendapat rahmat dan dijaga oleh 70,000 malaikat dan jika meninggal dunia pada malam atau siang hari itu, akan perolehi syurga.
B. Tiap-tiap malam
Yaasin (Juz 22 & 23 surah 36) - Hati Al-Quran, pembacanya akan mendapat keredhaan Allah, keampunan dosa; jika dibaca atas seseorang yang hampir mati akan memudahkan pertemuannya dengan Allah; jika dibaca atas kubur akan diringankan siksa kubur, diberi 80 rahmat kepada pembaca dan diberi Allah akannya perkara-perkara yang menyukakannya.
Ad-Dhukhan (Juz 25 surah 44) - pembaca akan mendapati 7000 malaikat memohon ampun ke atasnya; jika dibaca pada malam atau hari Jumaat akan diberi sebuah rumah di syurga.
Al-Qiyamah (Juz 29 surah 75)
Al-Zalzalah (juz 30 surah 99) - pahala membaca seumpama separuh Al-Quran.
Al-Ikhlas
Al-Imran ayat 190-200 (juz 4 surah 3) - dibaca pada malam hari akan diberi pahala beribadat separuh malam.
Al-Baqarah ayat 284-286 (Juz 2 surah 1) - diberi pahala beribadat separuh malam dan dijauhi gangguan syaitan dan segala bencana.
C. Sebelum tidur
Al-Fatihah - pahala membacanya memenuhi timbangan amal, menutup segala pintu neraka, dikatakan sama dengan dua pertiga Al-Quran dan 70 kali ganda ayat lain;
Bismillah - dibaca 21 kali sebelum tidur akan memberi keselamatan kepadanya; setiap huruf diberi 4000 kebajikan dan dihapuskan 4000 kejahatan dan diangkat 4000 darjat;
Al-Mulk (Juz 29 surah 67) - diberi syufaat dan diampunkan dosa, pahala sama 60 kebajikan dan dijauhi seksa kubur;
As Sajdah (juz 21 surah 32) - diberi naungan di hari Kiamat; 60 darjat daripada surah lain;
Al Kaafirun - menyamai satu perempat Al-Quran, akan dilepaskan dari azab neraka.
D. Bacaan pada setiap malam dan siang
1. Yassin;
2. Al Mulk;
3. Al Waaqiah - (Juz 27 surah 56) - dijauhi kepapaan;
4. Ad Dukhan
E. Tingkatan pembaca Al-Quran
1. Jutawan - membaca 300 hingga 1000 ayat setiap malam;
2. Jayawan - membaca 200 hingga 299 ayat;
3. Setiawan - membaca 100 hingga 199 ayat;
4. Pemelihara - membaca 50 hingga 99 ayat;
5. Yang ingat - membaca 10 hingga 49 ayat;
6. Yang lalai - membaca 0 hingga 9 ayat.
E. Keutamaan surah-surah lain
Ali-Imran - jika dibaca bersama Al Baqarah akan mendapat pembelaan di hari kiamat dan dikira sebaik-baik perbendaharaan; jika dibaca pada hari Jumaat akan didoakan oleh malaikat sehingga malamnya;
Al-Hasyr - jika dibaca sebelum tidur dan mati pada malam itu, mendapat pahala mati syahid.
A’la (juz 30 surah 100) - menyamai separuh Al-Quran;
An Nasr (juz 30 surah 110) - menyamai seperempat Al-Quran;
(Dipetik dari buku “Amalan harian sepanjang zaman” oleh Al Ustaz Dato’ Hj. Ismail Kamus)

Info Gizi

Gizi Pendukung Otak
Asam lemak esensial omega 3 merupakan zat yang berperan vital dalam proses pertumbuhan sel-sel neuron otak untuk bekal bayi yang dilahirkan. Ibu hamil masa kini dapat mengonsumsinya melalui banyaknya produk susu khusus ibu hamil. Asam alfa linoleat (LNA), eikosapentaetonat (EPA) serta dohosaheksaenoat (DHA) adalah tiga bentuk asam omega 3 yang telah masuk dalam proses elongate (dipanjangkan) dan desaturate (diubah menjadi tidak jenuh) mengandung DHA atau omega 3 baik anak-anak maupun ibu hamil lebih banyak mengonsumsi sumber-sumber alami dari semua gizi yang dibutuhkan tubuh. Asam lemak omega 3 banyak terdapat dalam ikan atau minyak ikan. Begitu juga protein yang terdapat pada kacang-kacangan, telur, dan ikan.
Sementara zat besi tidak kalah penting dalam menunjang kerja otak. Kekurangan zat besi bisa mengurangi produksi sel darah merah. Remaja perempuan yang kurang mengonsumsi zat besi cenderung mempunyai IQ rendah, hasil riset terbaru yang dilakukan oleh peneliti dari King’s College, London. Ada hubungan signifikan antara rendahnya level hemoglobin dengan performance mental seseorang.
Hemoglobin adalah protein yang terdapat dalam sel darah merah yang memainkan peran penting dalam transportasi oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Maka zat besi menjadi komponen esensial bagi hemoglobin. Tanpa mendapat tambahan zat besi maka tubuh kita tidak mampu menghasilkan jumlah sel darah merah yang cukup.
Untuk mendapatkan zat besi secara alamiah bisa dengan cara memakan sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan dan ikan. Jika memang mampu akan lebih baik didukung dengan asupan zat besi yang sudah banyak dijual bebas.
Kurangnya zat besi akan mengurangi jumlah hemoglobin. Otomatis hal ini membuat suplai oksigen terhambat ke otak dan membuat otak tidak bisa bekerja secara optimal. Bagaimanapun juga jumlah enzim yang mengatur sinyal transmisi ke otak juga bergantung pada zat besi. Penyerapan zat besi akan lebih efektif jika kita juga mengonsumsi vitamin C dalam jumlah cukup.




Otak Kosong
”Dampak kekurangan gizi yang paling menakutkan adalah gagal tumbuh atau growth faltering, terutama gagal tumbuh kembang otak,” Hingga akhirnya menyebabkan juga zat gizi dan oksigen untuk janin tidak mencukupi kebutuhannya. ”Ini yang kemudian menyebabkan proses pembentukan otak pada janin menjadi berkurang,
Kemudian hal ini tambah diperparah pada saat anak yang dikandung tersebut melahirkan. Karena pada kenyataannya banyak balita yang lahir saat ini, belum tentu mendapat Air Susu Ibu (ASI) sebagaimana layaknya. Hal ini yang kemudian membuat tumbuh kembang otak makin tak normal. Bila ini terjadi sesudah anak melewati masa dua tahun, maka tidak akan bisa diperbaiki lagi.
Masalah perkembangan otak pada anak makin menjadi saat kita mengetahui efek timbel, yang ada pada bensin, mempengaruhi perkembangannya pula. Ini terbukti dengan penelitian paling terakhir yang menunjukkan bahwa 35 % anak usia sekolah dasar di luar DKI Jakarta saat ini memiliki kadar timbel di atas normal di dalam darah mereka. ”Lebih dari 10 mikrogram per desiliter,” Dr. Budi Haryanto dari FKM UI,
Keadaan kadar timbel lebih 10 mikrogram per desiliter tersebut sudah berada diatas normal pada tingkatan anak-anak, yang seharusnya hanya berada di tingkatan 10 mikrogram saja pada batas maksimal. Dan ini berpotensi menurunkan nilai IQ pada anak-anak hingga 2,5 poin.
Timbel pada bentuk Tetra Etil Lead (TEL) merupakan materi yang dicampurkan pada bensin untuk meningkatkan angka oktan. Namun, kadang pembakaran timbel dapat menimbulkan pencemaran udara melalui asap kendaraan bermotor. Dampak dari polusi ini bisa berbagai macam. Mulai dari gangguan penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), hipertensi, gangguan fungsi ginjal dan fungsi reproduksi pada pria, keguguran hingga menurunkan kecerdasan pada balita.

GAGAL TUMBUH
Data penderita gagal tumbuh di Indonesia belum ada, di negara maju kasusnya terjadi sekitar 1-5%. Artinya bila di Indonesia terdapat sekitar 30 juta anak, maka diduga terdapat 300.000 – 500.000 anak yang kurang gizi bukan karena masalah ekonomi. Bila di Jakarta terdapat 1 juta anak maka sekitar 10.000 – 50.000 anak mengalami kurang gizi bukan karena masalah ekonomi. Kasus tersebut bila tidak ditangani dengan baik akan jatuh dalam keadaan gizi buruk.Selain malnutrisi energi-protein di atas, ada juga gangguan pertumbuhan yang diistilahkan dengan gagal tumbuh. Yang dimaksud dengan gagal tumbuh adalah bayi/anak dengan pertumbuhan fisik kurang secara bermakna dibanding anak sebayanya. Untuk mudahnya, pertumbuhan anak tersebut ada di bawah kurva pertumbuhan normal. Tanda-tanda lainnya adalah:
* Kegagalan mencapai tinggi dan berat badan ideal
* Hilangnya lemak di bawah kulit secara signifikan
* Berkurangnya massa otot
* Dermatitis
* Infeksi berulang

Menurut Dr. Soesilawati dari Rumah Sakit Mitra yang berpendapat bahwa perkembangan otak anak usia balita sangat ditentukan oleh faktor makanan yang dikonsumsi. Zat gizi seperti protein, zat besi, berbagai vitamin, termasuk asam lemak omega 3 adalah pendukung kecerdasan otak anak. Zat-zat itu bisa didapat dari makanan sehari-hari seperti ikan, telur, susu, sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan sebagainya. Singkatnya, pola makan seorang anak haruslah bervariasi, tidak hanya satu atau dua jenis saja.

Info Lingkungan

Degradasi lahan ( land degradation ) adalah suatu proses penurunan produktivitas lahan, baik sementara maupun tetap, yang meliputi berbagai bentuk penurunan produktivitas tanah sebagai akibat kegiatan manusia dalam memanfaatkan tanah dan air, penggundulan hutan, dan penurunan produktivitas padang penggembalaan. Degradasi lahan di Indonesia pada umumnya disebabkan oleh erosi air hujan. Erosi yang disebabkan oleh air hujan menyebabkan hilangnya tanah lapisan atas yang relatif lebih subur dibandingkan dengan tanah lapisan di bawahnya. Tanah yang hilang akibat proses erosi tersebut terangkut oleh air sehingga menyebabkan pendangkalan saluran drainase termasuk parit, sungai dan danau. Erosi yang telah berlanjut menyebabkan rusaknya ekosistem sehingga penanganannya akan memakan waktu lama dan biaya yang mahal.

DEGRADASI LAHAN DI NTB
MATARAM - Setiap tahun laju degradasi lahan nasional mencapai 2 juta hektar. Keseluruhan kerusakan hutan di Indonesia mencapai 592 juta hektar dan ribuan daerah aliran sungai ( DAS ) yang mengalami kerusakan. Propinsi Nusa Tenggara Barat ( NTB ), Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Tengah paling potensi terancam mengalami penggurunan akibat degradasi lahan tersebut. Untuk memulihkannya pemerintah hanya memiliki kemampuan melakukan penghijauan hanya 3 juta selama 5 tahun atau 5 juta hektar selama 7 tahun yang telah ditetapkan program nasional. Seharusnya, Indonesia dapat menahan penebangan agar laju kerusakan menurun dari 2,5 juta hektar menjadi 1 juta hektar setahunnya. Itupun untuk menormalkan dibutuhkan waktu sampai 50 tahun. Kalau tidak dikawatirkan akan seperti Afrika yang menjadi tandus.
Dari ribuan DAS yang mengalami kerusakan, prioritasnya 458 DAS. Pertama dilakukan pemulihan terhadap 260 DAS. Selanjutnya, tahap kedua 122 DAS dan ketiga 76 DAS. Lahan kritis mencapai 528.000 hektar atau 26,5 persen dari luas daratan. Di luar kawasan hutan seluas 368.000 hektar dan di dalam kawasan hutan seluas 160.000 hektar. ”Cukup memprihatinkan,” Setiap tahun di NTB terjadi defisit kayu olahan sebanyak 80.000 meter kubik karena masyarakat menggunakan sebagai kayu bakar untuk berbagai keperluan selain memasak diantaranya pembakaran kapur dan industri gerabah.( supriyantho khafid )
�Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan atau yang lebih dikenal Gerhan merupakan gerakan moral sebagai upaya mempercepat rehabilitasi hutan dan lahan�
Secara serentak, sediktinya 500 orang dari Dinas/Bagian/Kantor, TNI, BRIMOB, pramuka, pelajar, mahasiswa, kelompok tani pelaksana Gerhan dan kelurahan pelaksana Gerhan melakukan penanaman Mindi, Sawo Kecik, Keben dan Mahoni yang diawali dengan penanaman secara simbolis bibit penghijauan oleh Muspida Kota Kediri. Sebelumnya, rangkaian kegiatan Gerhan yang menghijaukan 25 Ha lahan tahun ini juga memperkaya kawasan belakang Goa Selomangleng dan Gunung Maskumambang dengan penanaman sebanyak 5000 batang pohon. Terdiri dari bibit Jati, Mahoni, dan Mangga Gadung. Tidak hanya itu, sebanyak 2500 batang mahoni, 100 batang Kelapa dan Sengon Buto

Degradasi lahan
Secara nasional, gerakan ini telah dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tanggal 14 Desember 2006 lalu di Nusa Tenggara Barat. Selain mewujudkan percepatan upaya rehabilitasi hutan lahan, kegiatan ini juga merupakan peningkatan fungsi lahan di kawasan hutan secara optimal dan lestari yang dapat memberikan manfaat ekologi, ekonomi dan sosial bagi masyarakat serta dalam rangka memperingati tahun 2006 sebagai Tahun Internasional Degradasi Lahan ( sesuai resolusi Sidang Umum PBB. No. A/Res/58/211 ).
Hal tersebut dipicu mengingat kondisi hutan dan lahan saat ini yang kian memprihatinkan. Fenomena degradasi sumberdaya hutan dan lahan terus meningkat baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga menimbulkan banyak kerugian. Saat ini setiap tahun tidak kurang dari 2,5 juta hektar hutan ditebang, baik secara legal maupun ilegal, padahal maksimum hutan yang bisa ditebang hanya satu juta hektar per tahun
Data dari Departemen Kehutanan menyebutkan, saat ini terdapat 762 titik rawan longsor di Pulau Jawa tersebar di 5.075 desa dan 69 kabupaten yang perlu diwaspadai terutama pada musim hujan.

Penghargaan Untuk Pelaksana Hutan Rakyat
Pada kesempatan yang sama, Pemerintah Kota Kediri juga memberikan penghargaan kepada beberapa pelaksana Gerhan kategori Hutan Rakyat terbaik tahun 2003 dan 2004. Penghargaan berupa uang pembinaan diberikan untuk Kelompok Tani Rahayu-Blok Boro Kelurahan Pojok sebagai pelaksana Gerhan terbaik tahun 2003, Kelompok Tani Rahayu-Blok Jarakan Kelurahan Pojok dan Kelompok Tani Sukotani 2-Blok Gunung Maskumambang Kelurahan Sukorame sebagai pelaksana Gerhan terbaik tahun 2004.

Teknik Rehabilitasi
Secara umum teknik rehabilitasi lahan yang mengalami degradasi adalah dengan pengelolaan bahan organik dan penerapan teknik pencegahan erosi agar tidak terjadi degradasi yang berlanjut. Bahan organik yang biasa digunakan diantaranya adalah pupuk organik (bahan hijau tanaman legum), sisa-sisa tanaman, pupuk kandang, dll. Sumber bahan organik yang berasal dari legum, misalnya dalam pola alley cropping. Tanaman legum yang baik dan telah teruji dapat memperbaiki tanah yang terdegradasi serta mempunyai produksi biomass tinggi, diantaranya adalah Flemingia macrophylla, Mucuna sp, Glirisidia, Leucaena leucocephala

Info Pendidikan

AWAN HITAM DALAM PENDIDIKAN

DUNIA pendidikan kita dari waktu ke waktu bukannya menampakkan wajah yang makin cemerlang, melainkan justru menampilkan roman muka yang kian terselubungi awan hitam. Masalah satu belum terselesaikan, hilir mudiklah persoalan lain yang menambah kecarutmarutan. Ihwal pikiran dasar pembelajaran "mengajar dan mendidik". Jika pengelola kependidikan tidak mengenal paradigma didik, mengabaikan prinsip, mengucilkan teori, kurang belajar, miskin pengetahuan, maka yang dihasilkan adalah sumber daya manusia (SDM) yang bermasalah.
Kinerja profesional apa pun perlu dilandasi ilmunya. Setiap ilmuwan perlu menguasai konsep dasar keilmuannya sebagai ancangan untuk memahami, mengembangkan, dan memanfaatkan keilmuannya itu dalam konteks aplikasi yang operasional. Jika tidak, ia akan memahami dan memperlakukan keilmuannya itu serbasusah dan serbakeliru.
Kita tentu boleh saja jengkel melihat aneka kejanggalan yang dilakukan para pengelola kependidikan, guru, kepala sekolah, pengawas, kepala dinas, dan sebagainya. Namun di balik itu, kita sesungguhnya sedang menangkap tanda bahwa mereka tidak menguasai paradigma keilmuan secara komprehensif dan benar. Produknya memang terbukti.
Manusia yang dihasilkan adalah manusia robot dan kasar, tak berhati nurani. Kekaguman kepada orang-orang yang berbudi, tersisih oleh kekaguman pada prestasi intelektualitas. Padahal, yang kini dibutuhkan adalah manusia yang memiliki kecerdasan komprehensif dan kompetitif ( Diknas, 2006 ). Lagi pula, persoalan pokok yang kita hadapi pada masa depan adalah persoalan mentalitas SDM yang berkinerja lemah, rendah kreativitas, tak punya malu, daya juang hilang, motivasi berprestasi tipis, lupa toleransi, malas kerja sama, abai pada kesantunan, anutan ala primitif, bergaya hidup konsumtif, hingga akhirnya Pancasila yang semestinya jadi kendali kini tinggal nama.
Maklumlah jika para orang tua mengelus dada atas gejala dekadensi moral itu. Pendidikan dianggap pelengkap, pengisi waktu luang; padahal pendidikan adalah jiwa penangkal malapetaka. Membenahi mentalitas dan tata nilai seperti itu tidak mudah. Tidak dapat dilakukan dengan model pendidikan berdasarkan paradigma dan pendekatan, strategi, dan model-model pembelajaran tradisional, lalu diukur oleh hanya pendekatan evaluasi paper and pencil tests. Penilaian baru tuntas apabila dilengkapi dengan pendekatan asesmen alternatif.
Pendidikan memang menerapkan paradigma didik: jelas filosofisnya, prinsip-prinsipnya, kaya dengan teori-teorinya, metode dan tekniknya. Paradigma didik menjadi landasan perilaku kependidikan untuk mencapai kompetensi kecerdasan komprehensif dan kompetitif ( Renstra Depdikbud ). Namun jika direnungkan, ternyata reformasi, desentralisasi, otonomi, dewan pendidikan dan komite sekolah, manajemen berbasis sekolah ( MBS ), kurikulum berbasis kompetensi ( KBK ), dan penilaian berbasis kelas ( PBK ) adalah pikiran dasar filosofis kependidikan. Adapun yang hendak saya ajukan berada pada tataran mikro kependidikan.




Ke Portofolio
Cobalah sekarang berpaling kepada strategi portofolio. Pembelajaran dengan strategi portofolio menghasilkan portofolio. Apabila evaluasi portofolio diterapkan, seharusnya pembelajarannya menghasilkan portofolio. Penilaian portofolio merupakan penilaian atas bukti proses dan hasil belajar. Proses pembelajaran dan penyusunan portofolio sesuai dengan program pembelajaran yang telah dirancang. Strategi portofolio dengan penilaiannya itu dapat merekam proses pembelajaran dan pendidikan, merekam capaian prestasi dan tata nilai secara komprehensif. Rancangan pembelajaran menjadi pedoman utama dalam penyusunan portofolio oleh peserta didik.
Desentralisasi, otonomi, konstruktifisme, dewan pendidikan, komite sekolah, manajemen berbasis sekolah, kurikulum berbasis kompetensi, dan kurikukum tingkat satuan pendidikan ( KTSP ) adalah pikiran dasar kependidikan yang dimaksud, sedangkan strategi portofolio merupakan implikasi operasional model pembelajaran berdasarkan paradigma tersebut. Itulah, yang dimaksud dengan paradigma didik mutakhir yang menjanjikan itu.
Depdiknas sekarang berhasrat mewujudkan pendidikan yang mampu membangun insan Indonesia yang cerdas komprehensif dan kompetitif ( insan kamil/insan paripurna ), yaitu manusia yang memiliki berbagai kompetensi: cerdas spiritual, cerdas emosional sosial, cerdas intelektual, cerdas kinestetik, dan disempurnakan dengan cerdas ilahiah (iman, takwa, dan ibadah).
Pandangan konstruktifisme percaya bahwa keberhasilan, kesuksesan, atau prestasi, termasuk kesejahteraan seseorang, sangat bergantung kepada upaya orang itu sendiri. Karena itulah, dalam gelora reformasi, langkah demokratisasi, desentralisasi, dan otonomi daerah, gencar diperjuangkan, meski sampai sekarang masih belum tergapai-gapai.
Strategi portofolio yang saya jadikan contoh hanyalah contoh model pembelajaran dan pendidikan yang dilandasi pikiran-pikiran dasar tersebut. Diharapkan guru/dosen terus mengembangkan berbagai strategi dan model-model pembelajaran yang mempunyai landasan paradigmatik tertentu. Pendekatan behavioristik yang selama ini dianut memang tidak keliru. Namun ternyata telah mengundang berbagai kesulitan, karena berbagai kemudahan yang memanjakannya. Pemerintah telah berusaha mengondisikan suasana belajar, menyediakan berbagai fasilitas dan sarana pembelajaran, dalam rangka melayani kebutuhan pendidikan. Namun nyatanya masih serbakurang dan serbatanggung. Misalnya sarana pendidikan olahraga, perpustakaan, buku paket, dan perbaikan gedung sekolah selalu bermasalah.
Pemerintah menjadi satu-satunya penanggung jawab penyedia fasilitas pendidikan. Behavioristik telah membuat guru berusaha meningkatkan pelayanan kepada peserta didik, bahkan guru selalu dijadikan kambing hitam atas kegagalan pendidikan yang dianggap pelayanannya kurang memuaskan. Guru menjadi satu-satunya sumber belajar. Murid hanya menunggu guru berkiprah, dan guru menjadi satu-satunya contoh yang perlu ditiru. Bagi pendidikan dasar dan menengah, itu memang lebih cocok. Namun bagi tingkat akademi, perlu diperhatikan pendekatan dan pola pikir lain. Di sisi lain, tingginya tingkat pengangguran dan ramainya PHK adalah wajar saja, karena mutu SDM itu tidak memenuhi syarat. Sekolah belum mampu menjamin kehidupan dan pekerjaan. Cukup ironis, jika alumnus perguruan tinggi penganggur intelektual mengharapkan pemerintah menyediakan lapangan kerja. Sampai-sampai mengirimkan surat pembaca di koran, meminta-minta pekerjaan. Padahal, pemerintah tidak berkewajiban menyediakan lapangan kerja. Kuno jika pemerintah diwajibkan menyediakan lapangan pekerjaan bagi setiap lulusan suatu lembaga pendidikan. Pemerintah bukan wajib menyediakan lapangan kerja. Juga ketinggalan zaman, jika sekolah hanya mengejar target kuantitas lulusan. Lucu jika sekolah merasa bangga bila dapat meluluskan banyak siswa, sementara soal mutu menjadi nomor kesekian.

Lemah Kelola
Semua permasalahan dalam kependidikan itu, awalnya karena pengelolaan pendidikan tidak diserahkan kepada ahlinya dengan tepat, baik pada tingkat manajerial maupun pelaksana. The right man on the right place sudah dilupakan. Pendidikan sudah terlalu kuat ditunggangi ambisi politik, ambisi materialistik, dan ambisi kepentingan kelompok. Kini seyogianyalah, komando pendidikan tidak lagi terletak di tangan birokratik dan berfungsi sebagai penunjang ambisi politik. Pendidikan perlu dikelola oleh ahli-ahli yang memiliki komitmen tinggi terhadap masa depan bangsa.
Kekacauan pemahaman itu melahirkan kebingungan dalam penerapannya. Terjadi serabutan profesi. Lulusan fakultas teknik, misalnya, insinyur pertanian atau apa saja, sering menggarap lahan profesi yang tidak sesuai dengan kompetensinya. Insinyur pertanian bekerja di bank, sarjana biologi bekerja menjadi manajer toko kelontong, insinyur pertanian menjadi karyawan bengkel, sarjana hukum menjadi kepala sekolah, dan magister ilmu kehutanan menjadi kepala Dinas Pendidikan.
Fenomena itu, bukan lemah kompetensi, melainkan lemah kelola, keliru penempatan, alias mismanagement. Simpulan sementara itulah, gambaran kondisi kependidikan kita. Kinerja kependidikan sampai saat ini masih penuh tanda tanya. Pendidikan kita masih diselubungi awan hitam, walau di ujung fatamorgana sana, warna kuning keemasan terlihat bercahaya di langit senja. Mudah-mudahan di hari esok kita akan sampai ke dalam suasana cahaya bening matahari yang terbit di pagi hari. Itu jika paradigma didik semacam yang diajukan itu dijadikan landasan perilaku pengelola kependidikan secara kreatif dan komprehensif ( 68 ).

Info Lainnya

KEBIJAKAN PELAYANAN Pendidikan Bagi Anak Autis

I. PENGERTIAN
Istilah Autisme berasal dari kata "Autos" yang berarti diri sendiri "Isme" yang berarti suatu aliran. Berarti suatu paham yang tertarik hanya pada dunianya sendiri. Autistik adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya mulai tampak sebelum anak berusia 3 tahun. Bahkan pada autistik infantil gejalanya sudah ada sejak lahir. Diperkirakan 75%-80% penyandang autis ini mempunyai retardasi mental, sedangkan 20% dari mereka mempunyai kemampuan yang cukup tinggi untuk bidang-bidang tertentu (savant). Anak penyandang autistik mempunyai masalah/gangguan dalam bidang :
1. Komunikasi
2. Interaksi sosial
3. Gangguan sensoris
4. Pola bermain
5. Perilaku
6. Emosi

Apa Penyebab Autistik?
Beberapa teori terakhir mengatakan bahwa faktor genetika memegang peranan penting pada terjadinya autistik. Bayi kembar satu telur akan mengalami gangguan autistik yang mirip dengan saudara kembarnya. Juga ditemukan beberapa anak dalam satu keluarga atau dalam satu keluarga besar mengalami gangguan yang sama. Selain itu pengaruh virus seperti rubella, toxo, herpes; jamur; nutrisi yang buruk; perdarahan; keracunan makanan, dsb pada kehamilan dapat menghambat pertumbuhan sel otak yang dapat menyebabkan fungsi otak bayi yang dikandung terganggu terutama fungsi pemahaman, komunikasi dan interaksi. Akhir-akhir ini dari penelitian terungkap juga hubungan antara gangguan pencernaan dan gejala autistik. Ternyata lebih dari 60 % penyandang autistic ini mempunyai sistem pencernaan yang kurang sempurna. Makanan tersebut berupa susu sapi (casein) dan tepung terigu (gluten) yang tidak tercerna dengan sempurna. Protein dari kedua makanan ini tidak semua berubah menjadi asam amino tapi juga menjadi peptida, suatu bentuk rantai pendek asam amino yang seharusnya dibuang lewat urine. Ternyata pada penyandang autistik, peptida ini diserap kembali oleh tubuh, masuk kedalam aliran darah, masuk ke otak dan dirubah oleh reseptor opioid menjadi morphin yaitu casomorphin dan gliadorphin, yang mempunyai efek merusak sel-sel otak dan membuat fungsi otak terganggu. Fungsi otak yang terkena biasanya adalah fungsi kognitif,reseptif, atensi dan perilaku.

II. KARAKTERISTIK
Anak autistik mempunyai masalah/gangguan dalam bidang:
1. Komunikasi:
- Perkembangan bahasa lambat atau sama sekali tidak ada.
- Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara, atau pernah berbicara tapi kemudian sirna,
- Kadang kata-kata yang digunakan tidak sesuai artinya.
- Mengoceh tanpa arti berulang-ulang, dengan bahasa yang tak dapat dimengerti orang lain
- Bicara tidak dipakai untuk alat berkomunikasi
- Senang meniru atau membeo (echolalia)
- Bila senang meniru, dapat hafal betul kata-kata atau nyanyian tersebut tanpa mengerti artinya
- Sebagian dari anak ini tidak berbicara ( non verbal) atau sedikit berbicara (kurang verbal) sampai usia dewasa
- Senang menarik-narik tangan orang lain untuk melakukan apa yang ia inginkan, misalnya bila ingin meminta sesuatu

2. Interaksi sosial:
- Penyandang autistik lebih suka menyendiri
- Tidak ada atau sedikit kontak mata, atau menghindar untuk bertatapan
- tidak tertarik untuk bermain bersama teman
- Bila diajak bermain, ia tidak mau dan menjauh

3. Gangguan sensoris:
- sangat sensistif terhadap sentuhan, seperti tidak suka dipeluk
- bila mendengar suara keras langsung menutup telinga
- senang mencium-cium, menjilat mainan atau benda-benda
- tidak sensitif terhadap rasa sakit dan rasa takut

4. Pola bermain:
- Tidak bermain seperti anak-anak pada umumnya,
- Tidak suka bermain dengan anak sebayanya,
- tidak kreatif, tidak imajinatif
- tidak bermain sesuai fungsi mainan, misalnya sepeda dibalik lalu rodanya di putar-putar
- senang akan benda-benda yang berputar, seperti kipas angin, roda sepeda,
- dapat sangat lekat dengan benda-benda tertentu yang dipegang terus dan dibawa kemana-mana

5. Perilaku:
- dapat berperilaku berlebihan (hiperaktif) atau kekurangan (hipoaktif)
- Memperlihatkan perilaku stimulasi diri seperti bergoyang-goyang,
mengepakkan tangan seperti burung, berputar-putar, mendekatkan mata ke pesawat TV, lari/berjalan bolak balik, melakukan gerakan yang diulang-ulang
- tidak suka pada perubahan
- dapat pula duduk bengong dengan tatapan kosong

6. Emosi:
- sering marah-marah tanpa alasan yang jelas, tertawa-tawa, menangis tanpa alasan
- temper tantrum ( mengamuk tak terkendali ) jika dilarang atau tidak diberikan keinginannya
- kadang suka menyerang dan merusak
- Kadang-kadang anak berperilaku yang menyakiti dirinya sendiri
- tidak mempunyai empati dan tidak mengerti perasaan orang lain

III. IDENTIFIKASI
1. Diagnosa Autisme
Waktu adalah bagian terpenting. Jika anak memperlihatkan beberapa gejala diatas segera hubungi psikolog klinis, dokter ahli perkembangan, anak, psikiater anak atau neurologis khusus autistik dan gangguan perkembangan yang akan membuat suatu assesstment/pengkajian yang diikuti dengan penegakan diagnosa. Jika terdiagnosa dini, maka anak autistik dapat ditangani segera melalui terapi-terapi terstruktur dan terpadu. Dengan demikian lebih terbuka peluang perubahan ke arah perilaku normal.

IV. BAGAIMANA PENANGANAN LAYANAN PENDIDIKANNYA

Layanan Pendidikan Awal:
A. Program Intervensi Dini:
1. Discrete Trial Training dari Lovaas: Merupakan produk dari Lovaas dkk pada Young Autistikm Project di UCLA USA, walaupun kontroversial, namun mempunyai peran dalam pembelajaran dan hasil yang optimal pada anak-anak penyandang autistik. Program Lovaas (Program DTT) didasari oleh model perilaku kondisioning operant (Operant Conditioning) yang merupakan factor utama dari program intensive DTT. Pengertian dari Applied Behavioral Analysis (ABA), implementasi dan evaluasi dari berbagai prinsip dan tehnik yang membentuk teori pembelajaran perilaku (behavioral learning), adalah suatu hal yang penting dalam memahami teori perilaku Lovaas ini.

Teori pembelajaran perilaku (behavioral learning) didasari oleh 3 hal:
� Perilaku secara konseptual meliputi 3 term penting yaitu antecedents/perilaku yang lalu, perilaku, dan konsekwensi.
� Stimulus antecendent dan konsekwensi sebelumnya akan berefek pada reaksi perilaku yang muncul.
� Efektifitas pengajaran berkaitan dengan kontrol terhadap antecendent dan konsekwensi. Yaitu dengan memberikan reinforcement yang positif sebagai kunci dalam merubah perilaku. Sehingga perilaku yang baik dapat terus dilakukan, sedangkan perilaku buruk dihilangkan (melalui time out, hukuman, atau dengan kata 'tidak'). Dalam teknisnya, DTT terdiri dari 4 bagian yaitu:
- stimuli dari guru agar anak berespons
- respon anak
- konsekwensi
- berhenti sejenak,dilanjutkan dengan perintah selanjutnya

2. Intervensi LEAP (Learning Experience and Alternative Program for preschooler and parents)
Intervensi LEAP menggabungkan Developmentally Appropriate Practice (DAP) dan tehnik ABA dalam sebuah program inklusi dimana beberapa teori pembelajaran yang berbeda digabungkan untuk membentuk sebuah kerangka konsep. Meskipun metoda Ini menerima berbagai kelebihan dan kekurangan pada anak-anak penyandang autistik, titik berat utama dari teori dan implementasi praktis yang mendasari program ini adalah perkembangan sosial anak. Oleh sebab itu, dalam penerapan ini teori autistik memusatkan diri pada central social deficit. Melalui beragamnya pengaruh teoritis yang diperolehnya, model LEAP menggunakan teknik pengajaran reinforcement dan kontrol stimulus. Prinsip yang mendasarinya adalah :
1. Semua anak mendapat keuntungan dari lingkungan yang terpadu
2. Anak penyandang autistik semakin membaik jika intervensi berlangsung konsisten baik di rumah, sekolah, maupun masyarakat
3. Keberhasilan semakin besar jika orang tua dan guru bekerja bersama-sama
4. Anak penyandang autistik bisa saling belajar dari teman-teman sebaya mereka
5. Intervensi haruslah terancang, sistematis, individual
6. Anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus dan yang normal akan mendapat keuntungan dari kegiatan yang mencerminkan DAP.

Kerangka konsep DAP berdasarkan teori perilaku, prinsip DAP dan inklusi.

3. Floor Time:
Pendekatan Floor Time berdasarkan pada teori perkembangan interaktif yang mengatakan bahwa perkembangan ketrampilan kognitif dalam 4 atau 5 tahun pertama kehidupan didasarkan pada emosi dan relationship (Greenspan & Wieder 1997a). Jadi hubungan pengaruh dan interaksi merupakan komponen utama dalam teori dan praktek model ini.
Greenspan dkk mengembangkan suatu pendekatan perkembangan terintegrasi untuk intervensi anak yang mempunyai kesulitan besar (severe) dalam berhubungan (relationship) dan berkomunikasi, dan tehnik intervensi interaktif yang sistematik inilah yang disebut Floor Time. Kerangka konsep program ini diantaranya:
- pentingnya relationship
- enam acuan (milestone) sosial yang spesifik
- teori hipotetikal tentang autistik

4. TEACCH (Treatment and Education of Autistic and Related Communication Handicapped Children)
Divisi TEACCH merupakan program nasional di North Carolina USA, yang melayani anak penyandang autistik, dan diakui secara internasional sebagai sistem pelayanan yang tidak terikat/bebas. Dibandingkan dengan ketiga program yang telah dibicarakan, program TEACCH menyediakan pelayanan yang berkesinambungan untuk individu, keluarga dan lembaga pelayanan untuk anak penyandang autistik. Penanganan dalam program ini termasuk diagnosa, terapi/treatment, konsultasi, kerjasama dengan masyarakat sekitar, tunjangan hidup dan tenaga kerja, dan berbagai pelayanan lainnya untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang spesifik. Para terapis dalam program TEACCH harus memiliki pengetahuan dalam berbagai bidang termasuk, speech pathology, lembaga kemasyarakatan, intervensi dini, pendidikan luar biasa dan psikologi. Konsep pembelajaran dari model TEACCh berdasarkan tingkah laku, perkembangan dan dari sudut pandang teori ekologi, yang berhubungan erat dengan teori dasar autisme.

B. Program Terapi Penunjang:
Beberapa jenis terapi bagi anak autistik, antara lain:
1. Terapi Wicara: membantu anak melancarkan otot-otot mulut sehingga membantu anak berbicara lebih baik
2. Terapi Okupasi: untuk melatih motorik halus anak
3. Terapi Bermain: mengajarkan anak melalui belajar sambil bermain
4. Terapi medikamentosa/obat-obatan (drug therapy): dengan pemberian obat-obatan oleh dokter yang berwenang.
5. Terapi melalui makanan (diet therapy): untuk anak-anak dengan masalah alergi makanan tertentu
6. Sensory Integration Therapy: untuk anak-anak yang mengalami gangguan pada sensorinya
7. Auditory Integration Therapy: agar pendengaran anak lebih sempurna
8. Biomedical treatment/therapy: penanganan biomedis yang paling mutakhir, melalui perbaikan kondisi tubuh agar terlepas dari faktor-faktor yang merusak (dari keracunan logam berat, efek casomorphine dan gliadorphin, alergen, dsb)

C. Layanan Pendidikan Lanjutan
Pada anak autistik yang telah diterapi dengan baik dan memperlihatkan keberhasilan yang menggembirakan, anak tersebut dapat dikatakan "sembuh" dari gejala autistiknya. Ini terlihat bila anak tersebut sudah dapat mengendalikan perilakunya sehingga tampak berperilaku normal, berkomunikasi dan berbicara normal, serta mempunyai wawasan akademik yang cukup sesuai anak seusianya. Pada saat ini anak sebaiknya mulai diperkenalkan untuk masuk kedalam kelompok anak-anak normal, sehingga ia (yang sangat bagus dalam meniru/imitating) dapat mempunyai figur/role model anak normal dan meniru tingkah laku anak normal seusianya.

1. Kelas Terpadu sebagai kelas transisi:
Kelas ini ditujukan untuk anak autistik yang telah diterapi secara terpadu dan terrstruktur, dan merupakan kelas persiapan dan pengenalan akan pengajaran dengan kurikulum sekolah biasa, tetapi melalui tata cara pengajaran untuk anak autistik ( kelas kecil dengan jumlah guru besar, dengan alat visual/gambar/kartu, instruksi yang jelas, padat dan konsisten, dsb).
Tujuan kelas terpadu adalah:
1. Membantu anak dalam mempersiapkan transisi ke sekolah reguler2. Belajar secara intensif pelajaran yang tertinggal di kelas reguler, sehingga dapat mengejar ketinggalan dari teman-teman sekelasnya Prasyarat:
1. Diperlukan guru SD dan terapis sebagai pendamping, sesuai dengan keperluan anak didik (terapis perilaku, terapis bicara, terapis okupasi dsb)
2. Kurikulum masing-masing anak dibuat melalui pengkajian oleh satu team dari berbagai bidang ilmu ( psikolog, pedagogi, speech patologist, terapis, guru dan orang tua/relawan)
3. Kelas ini berada dalam satu lingkungan sekolah reguler untuk memudahkan proses transisi dilakukan (mis: mulai latihan bergabung dengan kelas reguler pada saat olah raga atau istirahat atau prakarya dsb)
2. Program inklusi (mainstreaming)
Program ini dapat berhasil bila ada:
1. Keterbukaan dari sekolah umum
2. Test masuk tidak didasari hanya oleh test IQ untuk anak normal
3. Peningkatan SDM/guru terkait
4. Proses shadowing/dapat dilaksanakan Guru Pembimbing Khusus (GPK)
5. Idealnya anak berhak memilih pelajaran yang ia mampu saja (Mempunyai IEP/Program Pendidikan Individu sesuai dengan kemampuannya)
6. Anak dapat "tamat" (bukan lulus) dari sekolahnya karena telah selesai melewati pendidikan di kelasnya bersama-sama teman sekelasnya/peers.
7. Tersedianya tempat khusus (special unit) bila anak memerlukan terapi 1:1 di sekolah umum
Anak autistik mempunyai cara berpikir yang berbeda dan kemampuan yang tidak merata disemua bidang, misalnya pintar matematika tapi tidak suka menulis dsb. Ciri khas pada anak autistik:
1. Anak tidak dapat mengikuti jalan pikiran orang lain
2. Anak tidak mempunyai empati dan tidak tahu apa reaksi orang lain atas perbuatannya.
3. Pemahaman anak sangat kurang, sehingga apa yang ia baca sukar dipahami. Misalnya dalam bercerita kembali dan soal berhitung yang menggunakan kalimat
4. Anak kadang mempunyai daya ingat yang sangat kuat, seperti perkalian, kalender, dan lagu-lagu
5. Anak lebih mudah belajar memahami lewat gambar-gambar (visual-learners)
6. Anak belum dapat bersosialisasi dengan teman sekelasnya, seperti sukar bekerjasama dalam kelompok, bermain peran dsb.
7. Anak sukar mengekspresikan perasaannya, seperti mudah frustasi bila tidak dimengerti dan dapat menimbulkan tantrum

Kesulitan-kesulitan anak pada bulan-bulan pertama antara lain:
1. Kesulitan berkonsentrasi
2. Anak belum dapat mengikuti instruksi guru
3. Perilaku anak masih sulit diatur
4. Anak berbicara/mengoceh atau tertawa sendiri pada saat belajar
5. Timbul tantrum bila tidak mampu mengerjakan tugas
6. Komunikasi belum lancar dan tidak runtut dalam bercerita
7. Pemahaman akan materi sangat kurang
8. Belum mau bermain dan berkerjasama dengan teman-temannya

Pada bulan-bulan pertama ini sebaiknya anak autistik didampingi oleh seorang terapis yang berfungsi sebagai shadow/guru pembimbing khusus (GPK). Tugas seorang shadow guru pembimbing khusus (GPK) adalah:
1. Menjembatani instruksi antara guru dan anak
2. Mengendalikan perilaku anak dikelas
3. Membantu anak untuk tetap berkonsentrasi
4. Membantu anak belajar bermain/berinteraksi dengan teman-temannya
5. Menjadi media informasi antara guru dan orangtua dalam membantu anak mengejar ketinggalan dari pelajaran dikelasnya.
Guru pembimbing khusus adalah seseorang yang dapat membantu guru kelas dalam mendampingi anak penyandang autistik pada saat diperlukan, sehingga proses pengajaran dapat berjalan lancar tanpa gangguan. Guru kelas tetap mempunyai wewenang penuh akan kelasnya serta bertanggung jawab atas terlaksananya peraturan yang berlaku.

3. Sekolah Khusus:
Pada kenyataannya dari kelas Terpadu terevaluasi bahwa tidak semua anak autistik dapat transisi ke sekolah reguler. Anak-anak ini sangat sulit untuk dapat berkonsentrasi dengan adanya distraksi di sekeliling mereka. Beberapa anak memperlihatkan potensi yang sangat baik dalam bidang tertentu misalnya olah raga, musik, melukis, komputer, matematika, ketrampilan dsb. Anak-anak ini sebaiknya dimasukkan ke dalam Kelas khusus, sehingga potensi mereka dapat dikembangkan secara maksimal. Contoh sekolah khusus: Sekolah ketrampilan, Sekolah pengembangan olahraga, Sekolah Musik, Sekolah seni lukis, Sekolah Ketrampilan untuk usaha kecil, Sekolah komputer, dlsb.

4. Program sekolah dirumah (Homeschooling Program):
Adapula anak autistik yang bahkan tidak mampu ikut serta dalam Kelas Khusus karena keterbatasannya, misalnya anak non verbal, retardasi mental, masalah motorik dan auditory dsb. Anak ini sebaiknya diberi kesempatan ikut serta dalam Program Sekolah Dirumah (Homeschooling Program). Melalui bimbingan para guru/terapis serta kerjasama yang baik dengan orangtua dan orang-orang disekitarnya, dapat dikembangkan potensi/strength anak. Kerjasama guru dan orangtua ini merupakan cara terbaik untuk men-generalisasi program dan membentuk hubungan yang positif antara keluarga dan masyarakat. Bila memungkinkan, dengan dukungan dan kerjasama antara guru sekolah dan terapis di rumah anak-anak ini dapat diberi kesempatan untuk mendapat persamaan
pendidikan yang setara dengan sekolah reguler/SLB untuk bidang yang ia kuasai. Dilain pihak, perlu dukungan yang memadai untuk keluarga dan masyarakat sekitarnya untuk dapat menghadapi kehidupan bersama seorang autistik.

IV. PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN AUTISTIK
A. Pelaksanaan Indentifikasi anak Autistik harus mengacu pada :
1) Rujukan untuk Terapi
Rujukan diperoleh dari:
a. Guru TK/Playgroup/TPA
b. Orang tua
c. Tenaga Ahli

2) Asesment
Asesment dilakukan oleh satu team yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu Seperti:
a. Dokter
b. Psikolog
c. Speech patologis
d. Terapis
e. Guru
f. Orang tua
g. Relawan


1. Asesment didasari oleh :
a. Pedoman Kurikulum TK dan SD tahun 1994
b. Pedoman Observasi untuk anak autistik
c. Behavioral intervention manual dari Chatherine Maurice
d. Observasi klinis
e. Masukan dari orang tua
f. Rujukan dari guru, orang tua, dan tenaga ahli

2. Hal-hal yang dikaji :
a. Kognitif
b. Motorik kasar
c. Motorik halus
d. Bahasa dan komunikasi
e. Interaksi sosial
f. Bantu diri (self help)
g. Penglihatan
h. Pendengaran
i. Nutrisi
j. Otot-otot mulut

3) IEP/Individual Educational Plan and Program
IEP didasari oleh kebutuhan dan kemampuan anak untuk mengejar ketertinggalannya dan mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki.

4) Persetujuan Orang Tua
Orang tua harus memiliki komitmen terhadap IEP ikut serta dalam kelompok kerja (Team work) yang terlibat dalam pendidikan anak

5) Evaluasi
Evaluasi pendidikan untuk anak autistik meliputi :
a. Evaluasi proses : untuk penilaian guru terhadap anak dalam setiap hari,
b. Evaluasi bulanan : laporan dari orang tua kepada guru, atau sebaliknya,
c. Evaluasi catur wulan : laporan untuk orang tua berbentuk deskripsi kemampuan anak dengan penilaian kualitatif.

B. PENGEMBANGAN KURIKULUM
Anak autistik memiliki kemampuan yang berdeferensiasi, serta proses perkembangan dan tingkat pencapaian programpun juga tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu kurikulum dapat dipilih, dimodifikasi dan dikembangkan oleh guru/pelatih/terapis/pembimbing, dengan bertitik tolak pada kebutuhan masing-masing anak berdasarkan hasil identifikasi. Pemilihan dan modifikasi kurikulum juga disesuaikan dengan tingkat perkembangan kemampuan anak, dan ketidakmampuannya, usia anak, serta memperhatikan sumber daya/lingkungan yang ada. Pelayanan pendidikan bagi anak autistik akan lebih baik apabila dimulai sejak dini (intervensi dini). Sehingga untuk mengembangkan kurikulum mengacu pada :

1. Program Pengembangan kelompok bermain (usia 2-3 tahun)
2. Kurikulum Taman Kanak-kanak (usia 4-5- tahun)
3. Kurikulum Sekolah Dasar
4. Kurikulum SLB Tuna Rungu
5. Kurikulum SLB Tunarungu dan Tunagrahita

Penyusunan program layanan pendidikan dan pengajaran diambil dari kurikulum tersebut, dengan mempertimbangkan kemampuan dan ketidakmampuan (kebutuhan) anak, dengan modifikasi. Kurikulum bagi anak autistik dititik beratkan pada pengembangan kemampuan dasar, yaitu :
1. Kemampuan dasar kognitif
2. Kemampuan dasar bahasa/Komunikasi
3. Kemampuan dasar sensomotorik
4. Kemampuan dasar bina diri, dan
5. Sosialisasi.
Apabila kemampuan dasar tersebut dapat dicapai oleh anak dengan mengacu pada kemampuan anak yang sebaya dengan usia biologi/ kalendernya, maka kurikulum dapat ditingkatkan pada kemampuan pra akademik dan kemampuan akademik, meliputi kemampuan : membaca, menulis, dan matematika (berhitung).

C. KETENAGAAN
Ketenagaan dalam penyelenggaraan pendidikan autistik meliputi beberapa komponen yang sangat terkait satu dengan yang lain. Yang akan kita jelaskan di bawah ini :
1) Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan yang dimaksud disini, bisa guru atau terapis. Tenaga kependidikan untuk anak autistik ini idealnya dari disiplin ilmu yang sesuai seperti PGTK, PGSD dan Sarjana PLB atau Sarjana Psikolog. Bukan berarti dari disiplin ilmu yang lain tidak mampu dalam menangani anak autistik. Tetapi harus ada pelatihan dan bimbingan. Karena yang paling diperlukan dalam diri seorang pendidik terutama dalam penanganan terhadap anak autistik adalah:
1. Mau menerima dan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan sepenuh hati dan disertai rasa kasih sayang.
2. Mau banyak belajar untuk memperbanyak pengetahuan dan wawasan.
Tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terhadap anak diperlukan kreativitas yang tinggi. Karena perlu diketahui bahwa penanganan anak autistik tidak bisa disamakan antara anak yang satu dengan anak yang lain.
2) Tenaga Non kependidikan para akademisi/profesional terkait.

Selain tenaga kependidikan dalam penanganan terhadap anak autistic yang sangat berperan adalah :
a. Tenaga Terapi Perilaku Perilaku menjadi dasar bagi terapi selanjutnya
b. Tenaga terapi wicara : Karena seperti kita ketahui banyak anak autistik yang juga mengalami gangguan dalam berbahasa atau berkomunikasi.
c. Tenaga Terapi Sensori Motorik Integrasi : Contoh dalam materi penjaskes SLB Tunagrahita
d. Yang juga sangat menunjang dalam penyelenggaraan pendidikan untuk anak
autistik adalah
- Orang Tua
- Psikolog
- Psikiater
- Dokter
- Relawan
- Dan tanaga ahli yang lain seperti : ahli gizi, dlsb.

3) Tenaga administrasi
Tanaga administrasi juga sangat diperlukan untuk membantu penyelenggaraan pendidikan anak autistik. Adapun tujuannya untuk membantu memperlancar tugas-tugas dari penyelenggara pendidikan anak autistik.

4) Tenaga Penyelenggara (Pengurus Yayasan)
Pengurus yayasan atau tenaga penyelenggara adalah orang yang mendirikan pendidikan bagi anak autistik. Sekaligus bertugas sebagai fasilitator bagi setiap keperluan pendidikan yang didirikan dan bertanggung jawab terhadap perkembangan sekolah maupun tenaga pengelola yang ada sekolah tersebut.

5) Tenaga Pengelola (Pemimpin Sekolah)
Tenaga pengelola merupakan jembatan antara orang tua, lingkungan dan pihak penyelenggara serta peningkatan sumber daya manusia bagi guru atau terapisnya.

D. SARANA DAN PRASARANA
Sarana dan prasarana ini disesuaikan dengan tahapan usia sekolah sebagai berikut:
I. Usia Pendidikan Prasekolah
- Alat Peraga : pengenalan warna, bentuk, huruf dan angka, benda-benda sekitar, buah, binatang, kendaraan.
- Alat bantu komunikasi : berupa gambar-gambar yang mewujudkan tujuan komunikasi dari anak.
- Alat bantu pengembangan motorik halus : cara memegang pensil, menggunting, mewarna, dan sebagainya
- Alat bantu pengembangan motorik kasar : bola, tali, dlsb.

- Kurikulum Tanan Kanak-kanak
- Terapi wicara (terapi dan alatnya) baik manual atau elektronik
- Terapi sensori motorik integrasi (ayunan, lorong, balok titian dan
sebagainya)

II. Usia Pendidikan Sekolah Dasar
- Segala sarana belajar yang ada pada sekolah dasar pada umumnya
- Alat peraga konkrit sebagai penunjang sarana belajar
- Guru pendamping
- Sarana untuk bersosialisasi

III. Usia Pendidikan Menengah
Pada usia ini jika dimungkinkan anak mengikuti kurikulum sekolah menengah maka sarana belajar bisa mengikuti sarana yang diperlukan untuk sekolah menengah akan tetapi jika anak harus berada pada sekolah khusus, maka sarana yang dibutuhkan harus mengacu pada pengembangan kemampuan fungsional yang ada pada setiap anak autistik.

E. PENDANAAN
Pendidikan bagi anak autistik memang memerlukan biaya yang mahal, karena pola pengajaran yang individual (satu anak, satu guru). Oleh karena itu diperlukan peranan masyarakat dan orang tua siswa yang lebih besar.

F. MANAJEMEN
Pelayanan pendidikan bagi anak autistik merupakan suatu kegiatan yang terpadu dan juga melibatkan unsur-unsur sebagai berikut :
1. Orang tua, merupakan pemegang peran utama dalam penanganan anak autistik karena interaksi anak dengan orang tua lebih besar porsinya dibandingkan dengan di sekolah.
2. Tenaga pendidik, dimana yang berhubungan langsung dengan anak didik sehingga dalam memberikan evaluasi yang lebih akurat dan mengoptimalkan pembelajaran.
3. Penyelenggara pendidikan, sebagai penanggung jawab kurikulum dan penyedia sarana dan prasarana pendidikan bagi anak autistik maka peran serta mereka mutlak diperlukan guna memberikan tempat pelayanan pendidikan yang memadai.
4. Tenaga profesional (dokter, terapis, psikolog) yang berfungsi untuk mendeteksi dan menangani, anak autistik secara berkesinambungan dan integral.
5. Lembaga pemerintah sebagai fasilitator, dan juga sekaligus mengawasi program pelayanan pendidikan anak autistik
Dari masing-masing unsur tersebut harus berbentuk suatu jaringan kerja sehingga dapat mengembangkan program-program yang bersifat inovatif secara berkelanjutan dan mampu memberikan pelayanan pendidikan bagi anak autistik.

G. LINGKUNGAN
Lingkungan bagi anak yang manapun, tidak hanya dilaksanakan didalam gedung, tetapi juga diluar gedung. Khusus untuk pendidikan di luar gedung, maka sebaiknya lingkungan difahamkan dulu tentang anak autistik, seperti lingkungan bisa bersikap yang tepat pada anak autistik. Lingkungan yang dimaksud adalah :
1. Keluarga tempat dimana anak autistik berada, yaitu Bapak, Ibu, Kakak, Adik, Kakek, Nenek, Pembantu, dlsb.
2. Masyarakat sekitar tempat pendidikan
3. Masyarakat pemilik sarana integrasi dan sosialisasi bagi anak autistik.
4. Masyarakat secara luas sehingga perlu informasi melalui media cetak, elektronik, penyuluhan, seminar, dlsb.

H. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Kegiatan belajar mengajar merupakan interaksi antara siswa (anak autistik) yang belajar dan guru pembimbing yang mengajar. Dalam upaya membelajarkan anak autistik tidak mudah. Guru pembimbing sebagai model untuk anak autistic harus memiliki kepekaan, ketelatenan, kreatif dan konsisten di dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Oleh karena anak autistik pada umumnya mengalami kesulitan untuk memahami dan mengerti orang lain. Maka guru pembimbing diharuskan untuk mampu memahami dan mengerti anak autistik. Komponen-komponen yang harus ada dalam kegiatan belajar mengajar adalah :
1. Anak didik Yakni anak autistik dan anak-anak yang masuk dalam spektrum autistik.
2. Guru pembimbing Seorang guru pembimbing anak autistik harus memiliki dedikasi, ketelatenan, keuletan dan kreativitas di dalam membelajarkan anak didiknya. Sehingga guru pembimbing harus memahami prinsip-prinsip pendidikan dan pengajaran untuk anak autistik.

Prinsip-prinsip pendidikan dan pengajaran

Pendidikan dan pengajaran anak autistik pada umumnya dilaksanakan berdasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Terstruktur, Pendidikan dan pengajaran bagi anak autistik diterapkan prinsip terstruktur, artinya dalam pendidikan atau pemberian materi pengajaran dimulai dari bahan ajar/materi yang paling mudah dan dapat dilakukan oleh anak. Setelah kemampuan tersebut dikuasai, ditingkatkan lagi ke bahan ajar yang setingkat diatasnya namun merupakan rangkaian yang tidak terpisah dari materi sebelumnya. Sebagai contoh, untuk mengajarkan anak mengerti dan memahami makna dari instruksi "Ambil bola merah". Maka materi pertama yang harus dikenalkan kepada anak adalah konsep pengertian kata "ambil", "bola". Dan "merah". Setelah anak mengenal dan menguasai arti kata tersebut langkah selanjutnya adalah mengaktualisasikan instruksi "Ambil bola merah" kedalam perbuatan kongkrit. Struktur pendidikan dan pengajaran bagi anak autistic meliputi :
- Struktur waktu
- Struktur ruang, dan
- Struktur kegiatan

b. Terpola
Kegiatan anak autistik biasanya terbentuk dari rutinitas yang terpola dan terjadwal, baik di sekolah maupun di rumah (lingkungannya), mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Oleh karena itu dalam pendidikannya harus dikondisikan atau dibiasakan dengan pola yang teratur. Namun, bagi anak dengan kemampuan kognitif yang telah berkembang, dapat dilatih dengan memakai jadwal yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungannya, supaya anak dapat menerima perubahan dari rutinitas yang berlaku (menjadi lebih fleksibel). Diharapkan pada akhirnya anak lebih mudah menerima perubahan, mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan (adaptif) dan dapat berperilaku secara wajar (sesuai dengan tujuan behavior therapi).

c. Terprogram
Prinsip dasar terprogram berguna untuk memberi arahan dari tujuan yang ingin dicapai dan memudahkan dalam melakukan evaluasi. Prinsip ini berkaitan erat dengan prinsip dasar sebelumnya. Sebab dalam program materi pendidikan harus dilakukan secara bertahap dan berdasarkan pada kemampuan anak, sehingga apabila target program pertama tersebut menjadi dasar target program yang kedua, demikian pula selanjutnya.

d. Konsisten
Dalam pelaksanaan pendidikan dan terapi perilaku bagi anak autistik, prinsip konsistensi mutlak diperlukan. Artinya : apabila anak berperilaku positif memberi respon positif terhadap susatu stimulan (rangsangan), maka guru pembimbing harus cepat memberikan respon positif (reward/penguatan), begitu pula apabila anak berperilaku negatif (Reniforcement) Hal tersebut juga dilakukan dalam ruang dan waktu lain yang berbeda (maintenance) secara tetap dan tepat, dalam arti respon yang diberikan harus sesuai dengan perilaku sebelumnya. Konsisten memiliki arti "Tetap", bila diartikan secara bebas konsisten mencakup tetap dalam berbagai hal, ruang, dan waktu. Konsisten bagi guru pembimbing berarti; tetap dalam bersikap, merespon dan memperlakukan anak sesuai dengan karakter dan kemampuan yang dimiliki masing-masing individu anak autistik. Sedangkan arti konsisten bagi anak adalah tetap dalam mempertahankan dan menguasai kemampuan sesuai dengan stimulan yang muncul dalam ruang dan waktu yang berbeda. Orang tua pun dituntut konsisten dalam pendidikan bagi anaknya, yakni dengan bersikap dan memberikan perlakukan terhadap anak sesuai dengan program pendidikan yang telah disusun bersama antara pembimbing dan orang tua sebagai wujud dari generalisasi pembelajaran di sekolah dan dirumah.

e. Kontinyu
Pendidikan dan pengajaran bagi anak autistik sebenarnya tidak jauh berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Maka prinsip pendidikan dan pengajaran yang berkesinambungan juga mutlak diperlukan bagi anak autistik. Kontinyu disini meliputi kesinambungan antara prinsip dasar pengajaran, program pendidikan dan pelaksanaannya. Kontinyuitas dalam pelaksanaan pendidikan tidak hanya di sekolah, tetapi juga harus ditindaklanjuti untuk kegiatan dirumah dan lingkungan sekitar anak. Kesimpulannya, therapy perilaku dan pendidikan bagi anak autistik harus dilaksanakan secara berkesinambungan, simultan dan integral (menyeluruh dan terpadu).

3. Kurikulum
Dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran bagi anak autistic tentunya harus berdasarkan pada kurikulum pendidikan yang berorientasi pada kemampuan dan ketidak mampuan anak dengan memperhatikan deferensiasi masing-masing individu.

4. Pendekatan dan Metode
Pendidikan dan pengajaran bagi anak autistik menggunakan Pendekatan dan program individual. Sedangkan metode yang digunakan adalah merupakan perpaduan dari metode yang ada, dimana penerapannya disesuaikan kondisi dan kemampuan anak serta materi dari pengajaran yang diberikan kepada anak. Metode dalam pengajaran anak autistik adalah metode yang memberikan gambaran kongkrit tentang "sesuatu", sehingga anak dapat menangkap pesan, informasi dan pengertian tentang "sesuatu" tersebut.

5. Sarana Belajar Mengajar
Sarana belajar diperlukan, karena akan membantu kelancaran proses pembelajaran dan membantu pembentukan konsep pengertian secara kongkrit bagi anak autistik. Pola pikir anak autistik pada umumnya adalah pola pikir kongkrit. sehingga sarana belajar mengajarnyapun juga harus kongkrit. Beberapa anak autistik dapat berabstraksi, namun pada awalnya mereka dilatih dengan sarana belajar yang kongkrit.

6. Evaluasi
Untuk mengukur berhasil atau tidaknya pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan adanya evaluasi (penilaian). Dalam pendidikan dan pengajaran bagi anak autistik evaluasi dapat dilakukan dengan cara:
1. Evaluasi Proses Evaluasi Proses ini dilakukan dengan cara seketika pada saat proses
kegiatan berlangsung dengan cara meluruskan atau membetulkan perilaku menyimpang atau pembelajaran yang sedang berlangsung seketika itu juga. Hal ini dilakukan oleh pembimbing dengan cara memberi reward atau demonstrasi secara visual dan kongkrit. Di samping itu untuk mengetahui sejauh mana progres yang dicapai anak dapat diketahui dengan cara adanya catatan khusus/buku penghubung.

2. Evaluasi Bulan
Evaluasi ini bertujuan untuk memberikan laporan perkembangan atau permasalahan yang ditemukan atau dihadapi oleh pembimbing di sekolah. Evaluasi bulanan ini dilakukan dengan cara mendiskusikan masalah dan perkembangan anak antara guru dan orang tua anak autistik guna mendapatkan pemecahan masalah (solusi dan pemecahan masalah), antara lain dengan mencari penyebab dan latar belakang munculnya masalah serta pemecahan masalah macam apa yang tepat dan cocok untuk anak autistik yang menjadi contoh kasus. Hal ini dapat dilakukan oleh guru dan orang tua dengan mengadakan diskusi bersama atau case conference.

3. Evaluasi Catur Wulan
Evaluasi ini disebut juga dengan evaluasi program yang dimaksud sebagai tolok ukur keberhasilan program secara menyeluruh. Apabila tujuan program pendidikan dan pengajaran telah tercapai dan dapat dikuasai anak, maka kelanjutan program dan kesinambungan program ditingkatkan dengan bertolak dari kemampuan akhir yang dikuasai anak, sebaliknya apabila program belum dapat terkuasai oleh anak maka diadakan pengulangan program (remedial) atau meninjau ulang apa yang menyebabkan ketidak berhasilan pencapaian program.

Faktor Penentu Keberhasilan Pendidikan dan Pengajaran bagi Anak Autistik.
Tingkat keberhasilan pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran anak autistik dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Berat - ringannya kelainan/gejala
2. Usia pada saat diagnosis
3. Tingkat kemampuan berbicara dan berbahasa
4. Tingkat kelebihan (strengths) dan kekurangan (weaknesses) yang dimiliki anak
5. Kecerdasan/IQ
6. Kesehatan dan kestabilan emosi anak
7. Terapi yang tepat dan terpadu meliputi guru, kurikulum, metode, sarana pendidikan, lingkungan (keluarga, sekolah dan masyarakat).



Hambatan Proses Belajar Mengajar dan Solusinya.
1. Masalah prilaku. Masalah perilaku yang sering muncul yaitu : stimulasi diri dan
stereotip. Bila perilaku tersebut muncul yang dapat kita lakukan :
i. Memberikan Reinforcement.
ii. Tidak memberi waktu luang bagi anak untuk asyik dengan diri sendiri
iii. Siapkan kegiatan yang menarik dan positif
iv. Menciptakan situasi yang kondusif bagi anak, tidak menyakiti diri

2. Masalah Emosi : Masalah ini menyangkut kondisi emosi yang tidak stabil, misalnya;
menangis, berteriak, tertawa tanpa sebab yang jelas, memberontak, mengamuk, destruktif, tantrum dlsb.

Cara mengatasinya :
1) Berusaha mencari dan menemukan penyebabnya
2) Berusaha menenangkan anak dengan cara tetap bersikap tenang.
3) Setelah kondisi emosinya mulai membaik, kegiatan dapat dilanjutkan.
3. Masalah Perhatian. (Konsentrasi)
Perhatian anak dalam belajar kadang belum dapat bertahan untuk waktu yang lama dan masih berpindah pada obyek/kegiatan lain yang lebih menarik bagi anak.

Untuk itu maka usaha yang harus diupayakan oleh pembimbing adalah:
a. Waktu untuk belajar bagi anak ditingkatkan secara bertahap.
b. Kegiatan dibuat semenarik mungkin, dan bervariasi.
c. Istirahat sebentar kemudian kegiatan dilanjutkan kembali, dimaksudkan untuk mengurangi kejenuhan pada anak, misal : dengan menyanyi, bermain, bercanda, dlsb.

4. Masalah Kesehatan. Bila kondisi kesehatan siswa kurang baik, maka kegiatan belajar
mengajar tidak dapat berjalan secara efektif, namun demikian kegiatan belajar tetap dapat dilaksanakan, hanya saja dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi anak.

5. Orang Tua, Untuk memberikan wawasan pada orang tua, perlu dibentuk Perkumpulan Orang Tua Siswa, sebagai sarana penyebaran berbagi pengalaman sesama seperti informasi baru dari informasi internet, buku-buku bahkan jika mungkin tatap muka dengan tokoh yang berkaitan dalam pendidikan untuk anak autistik atau anak dengan kebutuhan khusus.

6. Masalah Sarana Belajar, Dengan menyediakan materi-materi yang mungkin diperlukan untuk kepentingan terapi anak-anaknya misalnya :
- Textbook berbahasa Inggris dan Indonesia,
- Buku-buku pelajaran siswa,
- Kartu-kartu PECS, Compics, Flashcard, dlsb,
- Pegs, balok kayu, puzzle dan mainan edukatif lainnya.

Sekedar Info

Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono--alkyl ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur atau lemak hewan.
Sebuah proses dari transesterifikasi lipid digunakan untuk mengubah minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan membuang asam lemak bebas. Setelah melewati proses ini, tidak seperti minyak sayur langsung, biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan diesel (solar) dari minyak bumi, dan dapat menggantikannya dalam banyak kasus. Namun, dia lebih sering digunakan sebagai penambah untuk diesel petroleum, meningkatkan bahan bakar diesel petrol murni ultra rendah belerang yang rendah pelumas.
Dia merupakan kandidat yang paling dekat untuk menggantikan bahan bakar fosil sebagai sumber energi transportasi utama dunia, karena ia merupakan bahan bakar terbaharui yang dapat menggantikan diesel petrol di mesin sekarang ini dan dapat diangkut dan dijual dengan menggunakan infrastruktur sekarang ini.
Penggunaan dan produksi biodiesel meningkat dengan cepat, terutama di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia, meskipun dalam pasar masih sebagian kecil saja dari penjualan bahan bakar. Pertumbuhan SPBU membuat semakin banyaknya penyediaan biodiesel kepada konsumen dan juga pertumbuhan kendaraan yang menggunakan biodiesel sebagai bahan bakar.
Mengapa minyak bekas mengandung asam lemak bebas?.
Ketika minyak digunakan untuk menggoreng terjadi peristiwa oksidasi, hidrolisis yang memecah molekul minyak menjadi asam. Proses ini bertambah besar dengan pemanasan yang tinggi dan waktu yang lama selama penggorengan makanan. Adanya asam lemak bebas dalam minyak goreng tidak bagus pada kesehatan. FFA dapat pula menjadi ester jika bereaksi dengan methanol, sedang jika bereaksi dengan soda akan mebentuk sabun. Produk biodiesel harus dimurnikan dari produk samping, gliserin, sabun sisa methanol dan soda. Sisa soda yang ada pada biodiesel dapat henghidrolisa dan memecah biodiesel menjadi FFA yang kemudian terlarut dalam biodiesel itu sendiri. Kandungan FFA dalam biodiesel tidak bagus karena dapat menyumbat filter atau saringan dengan endapan dan menjadi korosi pada logam mesin diesel.